Urgensi Pengetahuan

Pengetahuan sudah pasti menjadi tolak ukur kita di masyarakat. Ketika kita berpengetahuan orang diluar mengira kita sudah bisa menyelesaikan berbagai permasalahan. Begitulah stigma orang kebanyakan soal orang berpengetahuan. Akan tetapi kita akan membahas bagaimana urgensi pengetahuan itu? Apakah urgent ataukah tidak kita untuk berpengetahuan.

Dalam buku teori pengetahuan yang di terjemahkan dari buku murtadha muthahhari, ia mengangkat tiga tokoh yakni phyro, Al-Ghazali, dan Descartes. Ketiga tokoh tersebut berakhir dengan kesimpulan keraguan akan pengetahuan. Sebelum kesimpulan bagaimana sih proses ketiga tokoh tersebut sampai muthahhari mengatakan mereka meragukan pengetahuan?

Phyro merupakan seorang filsuf era Yunani kuno. Phyro menyatakan bahwa " manusia mustahil berpengetahuan". Dalam prosesnya phyro mengakui bahwa ada dua sumber pengetahuan yakni melalui indra dan akal. Akan tetapi menurut phyro indra melakukan kesalahan dalam proses menjemput pengetahuan. Sedangkan akal melakukan kesalahan yang lebih banyak dari indra. Contohnya pada ranting yang di masukan kedalam air tampak bengkok, tetapi ketika keluar kembali lurus. Lalu akal juga melakukan hal yang sama. Lalu phyro berkata "manusia mustahil berpengetahuan karena akan menjadi keraguan jika ingin mencoba berpengetahuan".

Al-Ghazali Juga seorang filsuf Islam yang berpengetahuan yang beranjak dari keraguan akan segala nya. Akan tetapi dalam akhir pencarian Al-Ghazali menyimpulkan bahwa dia meragukan segalanya kecuali keraguannya itu sendiri. Kata Al-Ghazali " kehidupan dan mimpi itu relatif sama, sebab menurut ku dalam proses menilai ia mencoba membandingkan antara kehidupan nyata dan mimpi yang berakhir ternyata sama antara kehidupan nyata dan mimpi ". Lalu ada Descartes yang juga meragukan segala yang di lihat sampai dirinya. Descartes selalu mempertanyakan pada dirinya tetapi tidak menemukan jawaban atas hal tersebut. Didalam keraguan nya dia cuman meyakini bahwa dia sedang meragu itu saja.