top of page
Search
himtifpunhas

STUDI GEOMORFOLOGI SUNGAI PULAU LAKKANG

Pendahuluan

Geomorfologi adalah cabang geologi yang mempelajari bentuk dan struktur bumi, serta perubahan mereka dari waktu ke waktu. Melibatkan studi tentang proses alam seperti erosi, sedimentasi, dan tectonics, serta interaksi antara faktor-faktor ini. Geomorfologi juga melibatkan analisis pola dan proses yang mengontrol pembentukan dan perubahan bentuk permukaan bumi, seperti perubahan iklim, aktivitas manusia, dan interaksi antara faktor-faktor ini (Heru, 2014)

Geomorfologi sungai adalah sub-bagian dari geomorfologi yang mempelajari bentuk dan proses yang mengontrol pembentukan sungai dan sistem drainase lainnya. Ini melibatkan studi tentang proses seperti erosi, sedimentasi, dan aliran air, serta interaksi antara faktor-faktor ini dan pembentukan sungai. Geomorfologi sungai juga melibatkan analisis pola dan proses yang mengontrol pembentukan dan perubahan bentuk sungai, seperti perubahan iklim, aktivitas manusia, dan interaksi antara faktor-faktor ini. Geomorfologi sungai juga melibatkan studi tentang peran sungai dalam proses seperti transportasi sedimen dan pembentukan delta, serta peran sungai dalam pembentukan dan perubahan bentuk dan struktur bumi secara keseluruhan (Badaru, 2019)

Kelurahan Lakkang merupakan suatu kampung yang sejuk ditengah Kota Makassar yang memiliki beberapa bunker peninggalan Jepang, dan dikelilingi beberapa mangrove, serta terdapat rumah-rumah tradisional. Daerah ini juga biasanya digunakan pengunjung untuk melakukan beberapa kegiatan. Lakkang juga memiliki nilai keunikan budaya dengan pola hidup tradisional yang perlu dilestarikan dan fungsi daya dukung lingkungan hidup di Kota Makassar. Delta Lakkang masuk dalam daftar Kawasan Strategis Pariwisata Daerah IV (KSPD IV), program pelaksanaan strategi yang akan dilakukan berupa Historical dan Ekowisata Creativity Centre (RIPPDA Kota Makassar 2015- 2035).


Studi Pustaka

Geomorfologi adalah studi tentang bentuklahan. Menurut Sutikno, (2014), Klasifikasi bentuk lahan berdasarkan genesis yaitu bentuk lahan asal proses vulkanik, struktural, fluvial, organik, dan antropogenik.  Landform atau bentuk lahan merupakan permukaan bumi dengan relief khas karena pengaruh kuat dari struktur kerak bumi dan proses alam. Peta geomorfologi memiliki penekanan pada representasi yang benar dari bentuk lahan dalam bidang atau relief dengan garis kontur, peta geomorfologi berperan dalam memberikan informasi kondisi fisik dan proses alami yang bekerja pada bentang lahan.  

   Dataran aluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ke tempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai. Daerah yang berada pada satuan bentuklahan daratan aluvial adalah Lakkang kota Makassar. Jenis tanahnya aluvial dengan satuan litologi Qal. Topografi datar dengan kemiringan lereng 0-3% dengan penggunaan lahan sawah, kebun campuran, perkebunan rakyat, pemukiman, tegalan, dan bandara Ketaping (Worosuprodjo S, 1995).

      Meander merupakan bentuk aliran sungai pada daerah datar yang berliku-liku, baik datar karena endapan alluvial. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan. Kelokan-kelokan yang teredapat pada Sungai Batanghari akan bertambah lebar sehingga pada waktu air pasang, terdapat hubungan langsung antara lingkaran yang satu dan lingkaran yang lain. Selama air pasang, terjadilah pengikisan dan pemindahan material batuan di sepanjang lembah sungai. Akibatnya ketika air surut terputuslah lingkaran-lingkaran dan terbentuklah cabang-cabang yang mati, serta danau yang membentuk seperti tapal kuda (Abraham et, al, 2014).


Metodologi Observasi

Mahasiswa diarahkan untuk  melakukan pengamatan di lapangan dan melakukan observasi kemudian dilanjutkan dengan melakukan pencatatan informasi.

 

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan sebagai berikut :

Tabel 1.

Bedasarkan hasil diatas dapat peroleh Bentuk lahan dan Asal proses Aluvial karna terbentuk di dataran rendah  yang terbentuk dari endapan material sedimen. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Raharjo (2010), bahwa daratan fluvial berhubungan dengan daerah-daerah penimbunan (sedimentasi) seperti lembah-lembah sungai besar dan dataran aluvial. Pada dasarnya bentuk lahan ini disebabkan karena proses fluvial akibat proses air yang mengalir baik yang memusat (sungai) maupun aliran permukaan bebas (overlandflow). Ketiga aktivitas baik dari sungai maupun aliran bebas mencakup Erosi, Transportasi, dan Sedimentasi.

Landform sungai  dan Bentuk Aliran sungai  yang di dapatkan adalah Meander.  Meander merupakan bentuk sungai yang berkelok – kelok yang di sebabkan oleh erosi sungai. Hal ini sesuai dengan pendapat  Nur (2014)  bagian hulu mengalami proses erosi vertikal lebih dominan sehingga lembahnya cukup dalam dan menyerupai huruf “V”. Semakin ke hilir erosi yang berkembang adalah erosi horisontal sehingga kedalaman sungai akan berkurang dan alirannya dapat berbelok-belok atau dikenal dengan sungai meander.

Permasalahan sungai yang di dapatkan yaitu sampah yang menyebabkan warna sungai yang tidak jernih. Saat ini air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. bahwa mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar tertentu sudah cukup sulit untuk didapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam – macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya. Kualitas air menurun ditandai salah satunya dengan perubahan warna.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk lahan dan asal proses yang ditemukan adalah Aluvial. Hal ini dikarenakan daerah tersebut merupakan dataran rendah yang terbentuk dari endapan material sedimen. daratan fluvial berhubungan dengan daerah-daerah penimbunan (sedimentasi) seperti lembah-lembah sungai besar dan dataran aluvial. Bentuk lahan ini disebabkan oleh proses fluvial akibat air yang mengalir, baik yang memusat (sungai) maupun aliran permukaan bebas (overland flow). Proses-proses tersebut mencakup erosi, transportasi, dan sedimentasi. Landform sungai dan bentuk aliran sungai yang ditemukan adalah Meander, yaitu sungai yang berkelok-kelok akibat erosi sungai. bagian hulu sungai mengalami proses erosi vertikal yang lebih dominan, sehingga lembahnya cukup dalam. Semakin ke hilir, erosi yang berkembang adalah erosi horisontal, menyebabkan kedalaman sungai berkurang dan alirannya dapat berbelok-belok atau meander.


 

Daftar Pustaka

Heru, P., Ashari, A. 2014.1 Geomorfologi Dasar. Yogyakarta, UNY Press: 23-7

Badaru, A. W. W., Lihawa, F, Manyoe, I. N. 2019. Geologi Daerah Dimito dan Sekitarnya Kabupaten Balaemo Provinsi Gorontalo. Jambura Geoscience Review, 1(1): 13-21.

Ihsan. 2021. Jurnal Tepat (Teknologi Terapan Untuk Pengabdian Masyarakat) Universitas Hasanuddin). Makassar, 4(1): 1-2

Al Idrus, S. W. (2015). Analisis pencemaran air menggunakan metode sederhana pada Sungai Jangkuk, Kekalik dan Sekarbela Kota Mataram. Jurnal Pijar Mipa10(2).

Sutikno (2014). Geomorfologi Terapan. Survei Geomorfologikal untuk Pengembangan Lingkungan. Yogyakarta: Ombak.

Worosuprodjo S, Dibyosaputro,S. 1995. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Fakultas Geografi : Yogyakarta

Abraham, Erni, 2014. Geomofologi (Gaya, Proses, dan Bentuk Lahan). Yogyakarta: Ombak.

 

11 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page