top of page
Search

Selain Pahlawan Kemerdekaan, Kita Juga Punya Pahlawan Pertanian!



Pahlawan sosok yang luar biasa berjasa, perjuangan dan pengorbanannya dalam membela kebenaran bagi bangsa, senantiasa dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi. Indonesia yang dijajah oleh Jepang dan Belanda, mengenang jasa para pahlawan berjuang hingga tetesan darah terakhir demi merebut kemerdekaan, kini Indonesia telah merdeka. Merdeka bukan akhir dari keberadaan pahlawan namun awal dari pahlawan pangan, Indonesia sebagai negara agraris. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sejak 3000 tahum SM, Jepang serta Korea 1000 SM, pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban. Pertanian indonesia berawal pada zaman kerajaan, bertani merupakan kehidupan pokok rakyat dan sumber penerimaan bagi pemerintah. Penerimaan negara terutama terdiri atas pembayaran innatura dan jasa-jasa tenaga kerja penggarap tanah dimana petani menyisihkan hasil panen dan waktu bekerja untuk keperluan pemerintah dengan pembayaran tersebut sebagai imbalan atas perlindungan pemerintah.


Zaman yang terus berkembang dan teknologi yang terus berkembang, namun tetap saja sektor pertanian penyelamat perekonomian dari dulu hingga sekarang. Ketika pandemi covid-19 melanda dunia dan disaat semua sektor terpuruk, sektor pertanian justru senantiasa menjadi garda terdepan dalam menopang dan menumbuhkan perekonomian yang dibuktikan dengan kebutuhan pangan yang cukup, tidak ada gejolak harga dan berkonstribusi dalam pemulihan ekonomi nasional. Mereka yang berjuang dibawah panas teriknya matahari demi menggarap lahan dengan raga yang dipenuhi bulir lelah, mereka tidak lain tidak bukan yang kita sebut petani. Ketika masyarakat dihimbau untuk tetap dirumah atau bahkan lock down tetapi, petani mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjaga ketersediaan pangan dinegeri ini yang kita nikmati bersama hingga saat ini.


Petani telah menjadi icon kemajuan kehidupan masyarakat dari dulu hingga sekarang. Tahukah kalian bahwa petanipun mampu berprestasi melalui tangannya yang menyulap lahan gersang menjadi lahan hijau mealului dedikasinya sehingga menerima penghargaaan. Mbah Sadiman sosok yang telah berumur lanjut namun semangatnya yang tak kalah dengan generaasi muda, berhasil melakukan penghijauan lahan di Wonogiri yang telah berpuluh tahun terkena dampak kekeringan terutama saat musim kemarau bahka asir pun sulit. Berkat jerih payah beliau telah ditanami pohon 11.00 pohon pada lahan seluas 100 hektar, beliau dijuluki sebagai pahlawan penghijauan. Vinsensius Nurak, sarjana pertanian jebolan Universitas Nusa Cendana yang berhasil menyulap lahan gersang di Kefamenanu, NTT, menjadi lahan hijau seluas 6.000 hektare dengan menggunakan sistem agroforestri atau wanatani. Selanjutnya, Elan Wukak Victor, kepala SMA Santo Aloysius Weetebula berhasil mengembangkan hutan dan kebun sekolah seluas 14 ha, penangkaran bibit tanaman produktif dan penghijauan sebanyak 400.000 pohon/tahun dan masih banyak lagi prestasi beliau. Beliau menerima penghargaan Kalpataru kategori Perintis Lingkungan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta.


Profesi petani yang dianggap sebelah mata oleh masyarakat apalagi di era modern ini tak banyak generasi muda yang tertarik untuk menggeluti sektor pertanian. Pertanian masih dianggap tidak menjanjikan dan lekat dengan kata kotor. Padahal pertanian sangat berperan penting bagi kehidupan. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan pangan tanpa pertanian? Kita membutuhkan pertanian. Siapa yang akan menjaga ketersedian pangan? Tidak lain tidak bukan petani. Siapa yang akan menggantikan mereka? tentu saja generasi muda. Perlu kita patahkan dan ubah stigma masyarakat mengenai pertanian. Di era modern, generasi muda sudah seharusnya memanfaatkan kecerdasan dan kekreatifan untuk membantu para petani agar lebih mudah menggarap lahan dan menciptakan teknologi yang dapat mengembangkan pertanian indonesia sehingga mampu bersaing dengan negara lain.




Petani adalah pahlawan pangan yang berjuang dan berjasa menjaga ketersedian pangan dinegeri ini, karena pangan penopang mati-hidupnya bangsa, dari tangan petani ratusan juta masyarakat menanti jerih payahmu. Petani berusaha untuk berjuang meningkatkan hasil pertaniannya. Meski dengan banyak kendala mendera mulai dari prasarana dan sarana produksi, kepastian usaha, risiko harga, kegagalan panen, praktik ekonomi biaya tinggi dan anomali iklim. Kementerian petanian Syahrul mengungkapkan “Petani adalah pahlawan bagi pangan bangsa, Tidak boleh sedikit pun pemerintah mengecewakan mereka”, maka sudah seharusnya kita menghormati, menghargai dan mengayomi petani. Kata terima kasih saja tidak cukup untuk jasa dan keihklasan mereka. orang-orang yang telah berkonstribusi dalam pertanian adalah pahlawan pertanian.





Ditulis oleh Min Afeksi.

 
 
 

Comments


Badan Eksekutif Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah Indonesia

Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Viva Soil, Soil Solid

  • alt.text.label.Instagram
  • alt.text.label.YouTube

©2024 by Divisi Media dan Informasi, BE-HIMTI FAPERTA UNHAS.

Proudly created with Wix.com

bottom of page