PENTINGNYA LITERASI DI KALANGAN MAHASISWA
- himtifpunhas
- Jan 19, 2024
- 3 min read
Kata literasi tidak lagi asing bagi mahasiswa, akan tetapi masih banyak mahasiswa yang belum paham apakah literasi itu?. Secara etimologi, literasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “Literatus” yang dimana artinya adalah orang yang belajar. Dalam hal ini, literasi sangat berhubungan dengan proses membaca dan menulis. Menurut salah satu tokoh ahli yang bernama Alberta, bahwa literasi itu, kemampuan membaca dan menulis, menambah pengetahuan dan keterampilan, berpikir kritis dalam memecahkan masalah, serta kemampuan berkomunikasi secara efektif yang dapat mengembangkan potensi dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
Pada sejarahnya literasi sudah ada sejak abad ke 17-18 di Eropa. Literasi yang berkembang pada masa itu di temukannya mesin pencetak buku, seorang pembuat minuman anggur yang bernama Johan Gutenberg mengubah mesin pres anggur menjadi mesin cetak buku. Sehingga penggandaan buku menjadi lebih banyak dibandingkan penulisan secara manual. Dengan penerbitan buku yang lebih massif menjadi mempermudah laju perkembangan literasi, orang-orang eropa yang mulai masuk ke benua amerika, asia membangun literasi dari surat menyurat dan buku mulai beralih ke rumah-rumah coffe tempat berdiskusi tentang kebudayaan, perkembangan sains dan ilmu pengetahuan yang ditemukan. Di era ini orang dapat dengan mudah mengakses informasi, tumbuhnya sifat kritis, empati, kepribadian yang baik itu semua dibangun melalui literasi.
Massivnya budaya membaca dan menulis menjadi salah satu indikator bangsa yang cerdas, Di Indonesia budaya literasi juga sudah ada sejak dulu, para pendahulu pejuang bangsa Indonesia sangat gemar dengan yang namanya membaca dan menulis. Salah satu cara untuk membuat seseorang bersinergi dengan lingkungannya yaitu dengan membaca, itulah yang dilakukan para pendiri bangsa ini, Soekarno dan Hatta adalah sosok pejuang bangsa Indonesia yang memiliki kecerdasan dan keberanian oleh sebab kegemarannya membaca. Melihat hal itu berarti Indonesia memiliki akar kuat terkait dengan budaya literasi.
Tentunya sebagai generasi penerus bangsa kita harus melanjutkan budaya literasi dan menjadikan cikal bakal agar bangsa ini dapat semakin maju dan berkembang akan tetapi, mengapa realitasnya saat ini budaya literasi (membaca dan menulis) di Indonesia semakin menurun. Eksitensi literasi di Indonesia saat ini sudah hampir punah, khususnya di kalangan mahasiswa, akhir-akhir ini banyak mahasiswa yang hanya fokus pada rana akademik kampus saja, dengan alasan ingin cepat meyelesaikan studinya, Dengan situasi seperti ini membuat mahasiswa apatis dengan budaya literasi di kalangan kampus, kebanyakan mahasiswa saat ini hanya sibuk dengan gadgetnya sendiri. Seandainya mahasiswa menggunakan gadgetnya untuk mencari informasi-informasi yang bisa menambah wawasannya atau menggunakan gadgetnya untuk berliterasi media mungkin itu hal yang sangat bagus. Akan tetapi mahasiswa saat ini menggunakan gadgetnya hanya untuk bermedia sosial, seperti instagram, WhatsApp, facebook, twitter, nonton tiktok, bermain game online dan berbelanja di aplikasi belanja online.
Dari hasil riset digital marketing emarketer, jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar ke empat di dunia setelah china, india dan amerika. Hal ini memicu minat baca masyarakat Indonesia berkurang jadi, wajar saja jika punahnya literasi di tangan mahasiswa terjadi, akibat minat bacanya sangat kurang, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.
Untuk memunculkan kembali eksistensi budaya literasi, sebagai mahasiswa sangat di perlukan inisiatif untuk membangun budaya literasi dengan memulai dari hal-hal terkecil, seperti membiasakan baca buku dan menulis, agar dapat menambah wawasan dan melatih nalar kritis. Untuk meningkatkan minat baca seseorang dapat dilakukan dengan membaca buku yang menurutnya cocok untuk dirinya. Dengan seperti itu seseorang akan terus tertantang dan mengasah otak serta kemampuan dalam berpikir. Membuka ruang-ruang diskusi agar interaksi dialektika terbangun, menjalin komunikasi antar sesama agar dapat mendiskusikan ide dan gagasan masing-masing. Dengan kebiasaan seperti ini niscaya budaya literasi akan eksis kembali dan dapat menjadi cikal bakal untuk mewujudkan UUD 1945 alinea ke -4 yang berbunyi “untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”
댓글