top of page
Search
himtifpunhas

Berjalan Disudut Nusantara



Perjalanan ini dimulai dari Kota daeng Makassar yang bertujuan ke Kabupaten yang terkenal akan lumbung padinya. Ceritanya kami akan melakukan sebuah survei tanah untuk keperluan kerjasama antara pihak kampus dengan pihak petani. Perjalanan yang kurang lebih memakan waktu 6 jam lamanya kami isi dengan sebuah canda gurau demi menghilangkan keheningan dalam perjalanan.


Setibanya kami di lokasi tersebut. Sebuah senyuman dari sang pemilik rumah membuat hati kami senang. Dilanjutkan dengan bicara santai ditambah beberapa buah-buahan yang dipetik langsung dari lahannya memperlancar cerita antara kami dan si pemilik rumah (Sekaligus Petani yang akan kami survei lahannya).


Kemudian ia bercerita mengenai asal-usul daerahnya. Kami diantar pada kilas-balik masa lalu yang penuh dengan sebuah cerita kejayaan suatu bangsanya. Dimana ada seorang Raja, dan beberapa instrument lainnya. Sebuah cerita yang begitu mengagumkan untuk kami sebagai seorang mahasiswa.


Namun, Cerita itu terpotong oleh kedatangan seorang pemuda mengendarai motor trail yang ternyata merupakan rekan kerja kami (Pemuda Lokal). Tak lama kedatangannya kami bergegas menyiapkan alat-alat yang diperlukan nantinya.


Perjalanan melakukan survei lahanpun kami lakukan, awalnya kami berjalan kaki, tapi tak cukup beberapa lama kami lanjutkan dengan mengendarai traktor yang dimiliki si pemilik rumah. Perjalanan kaki kami terhenti dikarenakan rekan setim kami tak bisa lagi melanjutkan dengan berjalan kaki (faktor usia).


Hamparan lahan yang begitu luas dan pemandangan petani yang sedang melakukan pekerjaannya menemani perjalanan survei kami. Ditambah suasana hari pada saat itu cukup cerah berawan, ditambah dengan senyuman hangat dari petani dan panggilan kepada si pemilik rumah selalu terlihat dan terdengar di telinga kami.


Bagaimana tidak, si pemilik rumah terkenal dengan kedermawananya, karena tanah yang ada pada daerah itu merupakan tanah dari luhurnya. Dimana tanah-tanah tersebut dibagikan ke beberapa masyarakat yang tidak mempunyai tanah.


Maka, tidak heran kalau ia merupakan tokoh yang paling populer di daerahnya. Kebaikan lainnya dari sang pemilik rumah yaitu akses mengenai pupuk, pestisida dan berbagai macam kebutuhan petani lainnya disediakan olehnya.


Kebesaran pemilik rumah ini, cukup besar itu ditandai dengan banyaknya petani yang berkunjung setiap hari ke rumahnya. Ada yang berkunjung untuk sekedar bercerita saja, ada yang berkunjung untuk membicarakan urusan pertanian dan ada yang berkunjung untuk urusan politik.


Dan kebesarannya juga sangat terasa bagi kami, seperti dalam ceritanya mengenai leluhurnya dan berbagai pengalaman yang kami lihat langsung. Cerita ini sangat singkat tapi sangat berharga dalam pemaknaanya. Ya, seperti pepatah yunani mengatakan “Hidup yang tak dimaknai adalah hidup yang tak usah untuk dijalani”





Ditulis oleh Holmes.

2 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page